Minggu, 27 Mei 2012

TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN


TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN

Teori Sifat (The trait theory) :
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukannya diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan “the greatma theory”
Dalam perkembangannya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat-sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan, akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendididkan dan pengalaman. Sifat-sifat itu antara lain; sifat fisik, mental dan kepribadian.
Teori sifat (the trait theory) terdiri dari :
1.      Kecerdasan
2.      Kedewasaan dan keluasaan pandangan social
3.      Motivasi dan dukungan
4.      Sikap hubungan social

Teori perilaku dan situasi :
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki kecendrungan kearah dua hal :
Pertama yang disebut konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan.
Kedua disebut struktur inisiasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan batasan kepada bawahan.
Jadi berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi juga.
Kemudian juga timbul teori kepemimpinan situasi dimana seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.

Teori kontingensi :
Teori ini menyatakan bahwa tidak ada satu system manajemen yang optimum, system tergantung pada tingkat perubahan lingkungannya. System ini disebut system organic (sebagai lawan sebagai system mekanistik), pada system ini mempunyai beberapa cirri :
·         Substansinya adalah manusia bukan tugas
·         Kurang menekankan pada hirarki
·         Struktur saling berhubungan, fleksibel, dalam bentuk kelompok
·         Kebersamaan dalam nilai, kepercayaan dalam norma
·         Pengendalian diri sendiri, penyesuaian bersama


Teori X dan Teori Y

Teori X dan Teori Y diungkapkan oleh Douglas McGregor yang mengemukakan strategi kepemimpinan efektif dengan menggunakan konsep manajemen partisipasi. Konsep terkenal dengan menggunakan asumsi-asumsi sifat dasar manusia. Pemimpin yang menyukai teori X cenderung menyukai gaya kepemimpinan otoriter dan sebaliknya, seorang pemimpin yang menyukai teori Y lebih menyukai gaya kepemimpinan demokratik. Untuk kriteria karyawan yang memiliki tipe teori X adalah karyawan dengan sifat yang tidak akan bekerja tanpa perintah, sebaliknya karyawan yang memiliki tipe teori Y akan bekerja dengan sendirinya tanpa perintah atau pengawasan dari atasannya. Tipe Y ini adalah tipe yang sudah menyadari tugas dan tanggung jawab pekerjaannya.

Teori humanistic

Teori ini lebih menekankan pada prinsp kemanusiaan. Teorihumanistik biasanya dicirkan dengan adanya suasana saling menghargai dan adanya kebebasan. Teori humanistic dengan para pelopor Argrys, Blake dan Moouton, Rensis Likert, dan Douglas McGregor. Teori ini secara umum berpendapat, secara alamiah manusia merupakan “motivated organism”. Di dalam teori humanistic terdapat tiga variabel pokok, yaitu : (1) kepemimpinan yang sesuai dan memperhatikan hati nurani anggota dengan segenap harapan, dan kemampuannya, (2) organisasi yang disusun dengan baik agar tetap relevan dengan kepentingan anggota disamping kepentingan organisasi secara keseluruhan, dan (3) interaksi yang akrab dan harmonis antara pimpinan dengan anggota untuk menggalang persatuan dan kesatuan serta hidup damai bersama-sama.

Teori Greatman dan big bang
·         Teori Greatman menyatakan :
Pemimpin itu dilahirkan bukan diciptakan.
·         Teori big bang mengatakan :
Suatu peristiwa besar menciptakan aatau dapat membuat seorang menjadi pemimpin.